Wednesday, November 23, 2016

Penelitian sastra: Teori, Metode dan Pendekatan

Definisi Teori Penelitian Sastra 

Teori berasal dari bahasa latin “theoria”. Secara istilah teori merupakan kontemplasi terhadap kosmos dan realitas. Teori sangat berkaitan erat dengan dunia keilmuan teori berarti perangkat pengertian, konsep, preposisi, yang mempunyai korelasi, dan telah diuji kebenarannya.  Umumnya, teori bertentangan dengan praktik. Teori-teori yang tidak atau belum berhasil untuk diuji dalam praktik, dengan sendirinya belum bisa disebut sebagai teori yang valid. Objek melahirkan teori, sebaliknya, teori memberikan berbagai kemudahan untuk memahami objek. oleh metode dan teknik sangat membantu dalam sebuah kegiatan penelitian, teori ilmu pengetahuan berkembang secara lebih cepat.dengan ditemukannya metode dan teori, pengetahuan pada gilirannya berubah menjadi ilmu pengetahuan.

Fokkema dan Kunne-Ibsch mengemukakan bahwa penelitian terhadap karya sastra pada umumnya memanfaatkan teori-teori yang sudah ada. Secara genesis dengan demikian dalam proses penelitian teori diperoleh dengan dua cara, yaitu peneliti memanfaatkan teori terdahulu dan peneliti memanfaatkan teori yang dikemukakannya sendiri. Sebagai alat, teori tidak harus selalu baru secara keseluruhan.kebaruan diperlukan dalam bentuk proses, sebagai modifikasi, cara-cara baru pada saat mempertemukan hakikat teori dengan objek. Strukturalisme adalah sebuah teori yang secara genesis telah ada sejak zaman Aristoteles, tetapi secara terus menerus diperbaharui sepanjang sejarahnya dan memperoleh bentuknya yang lebih sempurna. Teori-teori ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang sastra, diadopsi melalui pemikiran sarjana barat. Sifat-sifat teori sebagai berikut:
1.Mudah disesuaikan dengan cirri-ciri karya yang akan dianalisis.
2.Mudah disesuaikan dengan metode dan teori yang menyertainya. 
3.Dapat dimanfaatkan untuk menganalisis baik ilmu yang sejenis mapun berbeda.
4.Memilki formula-formula yang sederhana, tetapi mengimplikasikan jaringan analisis yang kompleks.
5.Memiliki prediksi yang dapat menjangkau objek jauh ke masa depan.
6.Objek penelitian dalam hal ini karya sastra, memiliki banyak dimensi, aspek dan unsur.

Dalam penelitian dimungkinkan untuk menggunakan lebih dari satu teori, sebagai metode triangulasi. Tujuannya jelas untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam terhadap objek penelitian. Perbedaan antara objek dan teori, objek karya sastra ditafsirkan secara estetika, sesuai dengan prinsip-prinsip puisi sastra, sedangkan teori ditafsirkan secara logika, sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu pengetahuan yang bersangkutan. 

Sebagai cara kerja teori dan metode terdiri atas konsep, proposisi, dan kerangka kerja. Dengan memanfaatkan teori dan metode tertentu maka dalam pemikiran peneliti akan timbul kemampuan-kemampuan baru untuk memahami gejala yang sebelumnya sama sekali belum nampak. Sebagai alat, teori berfungsi untuk mengarahkan suatu penelitian, sedangkan analisis secara langsung dilakukan melalui instrumen yang lebih kongkrit, yaitu metode dan teknik. Tujuan utama teori, dengan metode dan teknik, adalah mempermudah pemahaman terhadap objek sekaligus memberikan keluaran secara maksimal. 

Perkembangan ilmu pengetahuan tergantung dari perkembangan teori dan metode. Penerapan teori dilakukan melalui dua tahapan, pertama, teori dalam kaitannya dengan sastra sebagai produk sosial tertentu, kedua, teori dalam kaitannya dengan karya sastra sebagai hakikat imajinasi dan kreativitas.

Macam-macam Teori Sastra
Ada sepuluh macam teori sastra diantaranya:  
1.Teori Struktural
Teori struktural merupakan sebuah teori sastra yang digunakan untuk menganalisis karya sastra berdasarkan strukturnya. Teori ini menggunakan pendekatan objektif yang memandang karya sastra bersifat otonom dan terlepas dari pembaca maupun pengarangnya.

Dalam teori struktural, bagian yang dianalisis meliputi tema, tokoh, alur, latar serta sudut pandang. Tema merupakan gagasan utama pada sebuah cerita, tokoh merupakan pelaku cerita. Istilah tokoh menunjuk kepada pelaku cerita, karakter menunjuk pada perwatakan tokoh, sedangkan penokohan merupakan perwujudan dan pengembangan tokoh dalam sebuah cerita. Yang dimaksud dengan latar yakni tempat terjadinya peristiwa dalam sebuah karya sastra, kemudian sudut pandang yakni titik pengisahan dalam karya sastra.

2.Teori Psikologi Sastra
Psikologi sastra adalah teori sastra yang digunakan untuk menganalisis unsur kejiwaan yang ada di dalam karya sastra. Sigmund Freud membagi kepribadian manusia menjadi 3 aspek yakni id , ego, dan superego. Id merupakan kepribadian manusia yang berhubungan dengan aspek kesenangan, ego merupakan kepribadian manusia yang berusaha menekan id dengan berpegang kepada kenyataan, dan superego yakni kepribadian manusia yang lebih menekankan kesempurnaan dibanding dengan kepuasan serta berasal dari nurani yang berhubungan erat dengan moral.

3.Teori Kepribadian Abdul Aziz Ahyadi
Kepribadian adalah suatu organisasi sistem jiwa raga yang dinamis dalam diri perorangan yang menentukan penyesuaian terhadap diri terhadap lingkungan. Teori Kepribadian Abdul Aziz Ahyadi merupakan teori yang menganalisis sisi kepribadian yang ada dalam karya sastra. Baik kepribadian masyarakat yang diceritakan, maupun kepribadian tokoh-tokohnya.

4.Sosiologi Sastra
Karena karya sastra dianggap sebagai cerminan dari kehidupan sosial masyarakatnya, maka karya sastra bersifat unik. Karena imajinasi pengarang karya sastra dipadukan dengan kehidupan sosiak yang kompleks. Sosiologi sastra merupakan teori sastra yang menganalisis sebuah karya sastra didasarkan pada segi-segi kemasyarakatan. Karya sastra juga dianggap sebagai ekspresi pengarang. Disebabkan oleh tindakan manusia yang tidak dapat lepas dari interaksi sosial dan komunikasi serta kepribadian manusia dipengaruhi oleh sistem budaya, maka struktur sosial pengarang dapat mempengaruhi bentuk karya sastra itu sendiri.

5.Kritik Sastra Feminis
Dalam arti leksikal, feminisme merupakan gerakan wanita yang menuntut persamaan hak sepenuhnya antara perempuan dan laki-laki namun bukan merupakan gerakan pemberontakan terhadap kaum laki-laki melainkan hanya menuntut gerakan peningkatan terhadap harkat dan martabat wanita. 
Jadi dalam kritik sastra feminis, para kritikus sastra menginginkan suatu hak yang sama dalam mengungkapkan makna baru dalam karya sastra, serta menentukan ciri relevan yang ada dalam karya sastra sebab kritikus tersebut menggunakan cara dan pandangan baru dalam pengkajiannya. Kritikus sastra dapat mengkaji karya sastra melalui tiga tahap, yakni tahap pertama peneliti mengidentifikasi tokoh perempuan dalam karya sastra dan keududukannya dalam masyarakat, kemudian peneliti mencari tahu tujuan hidup tokoh perempuan yang digambarkan penulis, dan yang terakhir mengamati sikap penulis dalam menulis karya sastra.

6.Resepsi Sastra
Resepsi sastra adalah kualitas keindahan yang timbul sebagai akibat hubungan antara karya sastra dengan pembaca. Jika peneliti menggunakan resepsi sastra dalam penelitiannya, maka harus ditentukan terlebih dahulu maksud pengarang yang sebenarnya, barulah mencari tahu reaksi dari pembaca setelah membaca karya sastra.

7.Teori Marxis
Teori Marxis memberikan penekanan terhadap kehidupan manusia di mana kehidupan manusia ditentukan oleh sistem sosial dan ekonomi. Marxis memandang bahwa sejarah, budaya dan ekonomi saling berkaitan dalam memahami kelompok masyarakat. Sebab Marxisme sendiri merupakan faham yang percaya bahwa penentu dari suatu kehidupan adalah sosio ekonomi.

8.Sastra Poskolonial
Merupakan kesusastraan yang membawa pandangan subversif terhadap penjajah dan penjajahan .

9.Stilistika Studi Sastra
Merupakan ilmu yang menganalisis cara penggunaan dan gaya bahasa dalam suatu karya sastra.

10.Kajian Semiotik
Semiotik adalah ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda (Hoed, 1992: 2). Dalam pandangan semiotik yang berasal dari teori Saussure, bahwa bahasa merupakan sebuah sistem tanda dan sebagai suatu tanda bahasa mewakili sesuatu yang lain yang disebut dengan makna. Jika dalam suatu teks kesastraan bahasa menjadi sebuah sistem tanda, maka bukan hanya mengarah pada tataran makna pertama melainkan pada tataran makna tingkat kedua.


Metode, Metodologi, dan Teknik
Metode merupakan cara-cara, strategi untuk memahami realitas, langkah-langkah sistematis untuk memecahkan rangkaian sebab akibat berikutnya. Sebagai alat, sama dengan teori, metode berfungsi untuk menyederhanakan masalah, sehingga lebih mudah untuk dipecahkan. Metode sering dikacaukan penggunaannya dengan metodologi. Metodologi jelas menerapkan metode, berbeda dengan metode, metodologi tidak berkaitan dengan teknik-teknik penelitian, melainkan dengan konsep-konsep dasar logika secara keseluruhan.secara definitif metode dengan teknik tidak memiliki batas-batas yang jelas.
Ada 3 cara yang dapat dikemukakan untuk membedakan antara metode dengan teknik, bahkan juga dengan teori, sebagai berikut:
1)Dengan cara membedakan tingkat abstraksinya.
2)Dengan cara memperhatikan factor mana yang lebih luas ruang lingkup pemakaiannya.
3)Dengan cara memperhatikan hubungannya dengan objek.

Sebagai alat teknik bersifat aling kongkret, sebagai instrument penelitian teknik dapat dideteksi secara indarawi. Struktur adalah teori sebab sudah menghasilkan sejumlah konsep dasar dan sudah dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Relevansi sangat dirasakan, di satu pihak sebagai akibat pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya, terutama ilmu humaniora.

Istilah lain yang juga menimbulkan perdebatan dalam dunia penelitian adalah pendekatan. Secara etimologi pendekatan juga berarti jalan, yaitu cara itu sendiri, tetapi perlu dijelaskan bahwa pendekatan pada dasarnya memiliki tingkat abstraksi yang lebih tinggi baik dengan metode maupun teori. Dalam pelaksanaan penelitian, aspek-aspek yang muncul adalah teori, metode, dan teknik. 

Sebagai suatu yang khas sifat karya sastra, maka sejumlah metode yang perlu dibicarakan dalam analisis karya sastra, diantaranya: metode intuitif, hermeneutika, formal, analisis isi, dialektika, deskriptif analisis, deskriptif komparatif, dan deskriptif induktif. Sebagai berikut: 
1.Metode Intuitif
Metode intuitif dianggap sebagai kemampuan dasar manusia dalam upaya memahami unsure-unsur kebudayaan. Cirri khas metode intuitif ada;ah kontemplasi, pemahaman terhadap gejala-gejala cultural dengan mempertimbangkan keseimbangan antara individu dengan alam semesta.

2.Metode Hermeneutika
Dikaitkan dengan fungsi utma hermeneutika sebagai metode untuk memahami agama, maka metode ini dianggap tepat untuk memahami karya sastra dengan pertimbangan bahwa diantara karya tulis yang paling dekat dengan agama adlah karya sastra. Pada tahap tertentu teks agama sama dengan karya sastra.

3.Metode Kualitatif
Metode kualitatif memberikan perhatian terhadap data alamiah, data dalam hubungannya dengan konteks keberadaannya. Cirri terpenting metode kualitatif adalah:
a. Memberi perhatian yang utama pada makna dan pesan, sesuai dengan hakikat objek, yaitu sebagai studi cultural
b. Tidak ada jarak antara subjek peneliti dengan objek penelitian.
c. Desain dan kerangka penelitian bersifat sementara sbab penelitian bersifat terbuka.
d. Lebih mengutamakan proses daripada hasil penelitian.
e. Penelitian bersifat alamiah.

4.Metode Analisis isi
Kandungan dalam metode analisis isi terdiri dari 2 macam yaitu isi laten dan isi komunikasi. Isi laten adalah isi yang terkandung dalam dokumen dan naskah, sedanngkan isi komunikasi adalah pesan yang terkandung sebagai akibat komunikasi. Isi komunikasi pada dasarnya mengimplikasikan isi laten, tetpi belum tentu sebaliknya. Sebagaimana metode kualitatif, dasar pelaksanaan metode analisis isi adalah penafsiran.

5.Metode Dialektika
Prisip-prisip dialektika hamper sama denngan hermenautika, khususnya dalam gerak spiral eksplorasi makna, yaitu penelusuran unsure ke dalam totalitas, dan sebaliknya. Yang membedakan adalah kontinuitas oprasionalisasi tidak pada level tertulis, tetapi diteruskan pada jaringan kategori social, yang justru merupakan maknanya secar lengkap.

6.Metode Deskriptif Analisis
Metode deskriptif analitik dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis.analisis tidak semata-mmata menguraikan melainkan juga member pemahaman dan penjelasan secukupnya. Metode deskriptif analitik juga dapat digabungkan dengan metode formal. Mula-mula data dideskripsikan, denngan maksud untuk menemukan unsure-unsurnya, kemudian dianalisis, bahkan juga diperbandingkan.


Pendekatan dan Problematikanya
Pedekatan didefinisikan sebagai cara-cara menghampiri onjek, sedangkan metode adalah cara-cara mengimpulkan, menganalisis, dan menyajikan data. Tujuan metode adalah efisiensi, denngan cara menyederhanakan. Tujuan pendekatan adalah penagkuan terhadap hakikat ilmiah objek ilm pengetahuan itu sendiri. 

Model pendekatan sasrtra yang perlu dikemikakan, diantaranya, pendekatan biografi sasttra, sosiologi sastra psikologi sastra, antopologi sastra, histories, dan metopoik, termasuk pendekatan model Abrams,yaitu ekspresif, pragmatic, mimetic, dan objektif. Diantaranya: 

1.Pendekatan Biogrfis
Pendekatan biografis merupakan studi yang sistematis mengenai proses kreativitas. Subjek creator danggap sebagai asal usul karya sastra , arti sebuah karya sastra dengan demikian secara relative sama dengan maksud, niat, pesan dan bahkan tujuan-tujuan tertentu pengarang. Dalam kaitannya dengan aktivitas kreatif dibedakan tiga macam pengarang, yaitu pengarang yang mengarang berdasarkan pengalaman langsung, pengarang yang mengarang berdasarkan keterampilan dalam penyusunan kembali unsure-unsur penceritaan, dan pengarang yang mengarang berdasarkan kekuatan imajinasi.

2.Pendekatan Sosiologis
Pendekatan biografis menganggap karya sastra sebagai milik pengarang, sedangkan pendekatan sosiologis menganggap karya sastra sebagai milik masyarakat. Dasar filosofis pendekatan sosilogis adalah adanya hubungan hakiki antara karya sastra dengan masyarakat. Dasar pertimbangannya adalah memberikan keseimbangan terhadap dua dimensi manusia, yaitu jasmani dan rohani.

3.Pendekatan Psikologis
Pendekatan psikologis pada dasarnya berhubungan dengan tiga gejala utama, yaitu pengarang, karya sastra dan pembaca, dengan pertimbangan bahwa pendekatan psikologis lebih banyak berhubungan dengan pengarang dan karya sastra.

4.Pendekatan Antropologis
Antropologi adalah ilmu pengetahuan mengenai manusia dalam masyarakat. Antropologi dibedakan menjadi antropologi fisik dan kebudayaan. Antropologi kebudayaan dibedakan menjadi dua bidang, yaitu antropologi dengan objek verbal dan nonverbal. Lahirnya antropologi didasarakan atas kenyataan, pertama, adanya hubungan antara ilmuantropologi dengan bahasa. Kedua, dikaiykan dengan tradisi lisan, baik antropologi maupun sastra sama-samamempermasalahkannya sebagai objek yang penting.

5.Pendekatan Historis
Pendekatan historis mempertimbangkan relevansi karya sastra sebagai dokumen social. Tugas utama sastra adalah menempatkan karya sastra dalam suatu tradisi, salah satu cara menempatkannya pendekatan tugas ini yaitu dengan mempertimbangkan indicator sejarah dan sastra, maka beberapa masalah yang menjadi objek sasaran pendekatan historis, diantaranya, sebagai berikut:
a.Perubahan karya sastra dengan bahasanya sebagai akibat proses penerbitan ulang.
b.Fungsi dan tujuan karya sastra pada saat diterbitkan.
c.Kedudukan pengarang pada saat menulis.
d.Karya sastra sebagai wakil tradisi zamannya.

6.Pendekatan Mitopoik
Pendekatan mitopoik dianggap paling pluralis sebab memasullan hamper semua unsure kebudayaan. Pendekatan mitopoik buakanlah pendekatan gabungan yang tanpa arah, yaitu sebagai akibat terlalu banyak memasukkan data.

7.Pendekatan Ekspresif
Pendekatan ekspresif banyak menggunakan data sekunder, data yang sudah diangkat melalui aktivitas pengarang sebagai subjek pencipta, jadi, sebagai data literer. Untuk menjelaskan hubungan antara penganrang, semestaan, pembaca dan karya sastra, Abrams membuat diagram yang terdiri atas empat komponen utama,dengan empat pendekatan, yaitu ekspresif, mimetic, pragmatic, dan objektif.

8.Pendekatan Mimemis
Pendekatan mimemis, khususnya dalam kerangka Abrams bertumpu pada karya sastra. Pendekatan mimemis Marxis merupakan pendekata yang paling beragam dan memiliki sejarah perkembangan yang paling panjang. Pendekatan mimemis perlu dikembangkan dalam rangka menopang keragaman khazanah kebudayaan.pemahaman terhadap cirri-ciri kebudayaan kelompok yang lain dapat meningkatkan kualitas solidaritas sekaligus menghapuskan berbagai kecurigaan dan kecemburuan social.

9.Pendekatan Pragmatik
Pendekatan pragmatis memberikan perhatian utama terhadap peranan pembaca. Pendekatan pragmatis memilki manfaat terhadap fungsi-fungsi karya sastra dalam masyarakat, perkembangan dan penyebarluasanny, sehingga manfaat karya sastra dapat dirasakan.pendekatan pragamatis secara keseluruhan berfungsi untuk menopang teori resepsi, teori sastra yang memungkinkan pemahaman hakikat karya tanpa batas.

10.Pendekatan Objektif
Pendekatan objektif merupakan pendekatan yang terpenting sebab pendekatan apa pun yang dilakukan pada dasarnya bertumpu pada karya sastra itu sendiri. Perkembangan positif  dalam bidang penelitian sastra merupakan perkembangan yang seimbang antar karya sastra di satu pihak dengan teori, teori, kritik, dan sejarah sastra di pihak yang lain. Kedua bidang memiliki ciri – ciri yang bertentangan, faktor yang petama bersifat subyektif imajinatif,sedangkan faktor yang kedua bersifat objektif. Meskipun demikian jelas keduanya saling memerlukan, bahkan tidak mungkin dipisahkan. Kedua sastra berkembang atas dasar perkembangan teori, kritik, dan sejarah sastra, sebaliknya teori,kritik, dan sejarah sastra. Antarhubunganini perlu dijelaskan dengan pertimbangan bahwa masih banyak pendapat teori, kritiks, dan sejarah tidak perlu, karya sastra dapat berkembang secara mandiri, semata – mata atas dasar kemampuan kreativitas imajinatif Teori, metode, dan teknik merupakan alat. Keberhasilan dalam sebuah penelitian sangat tergantung dari kemampuaan peneliti dalam menggunakan alat tersebut. Teori lama mungkin bangkit kembali yaitu sesudah memperoleh cara pandang dan paradigma yang baru sehingga menjadi teori baru. Setruktualisme kemudian menjadi postruktualisme, semiotika struktualisme menjadi simiotik postruktualisme atau hipersemiotik.


Lihat Pula:

http://almuqontirin.blogspot.co.id/2013/04/resume-buku-teori-metode-dan-teknik.html diakses pada tanggal November 10, 2016
http://thintapena.blogspot.co.id/2013/12/macam-macam-teori-sastra.html diakses pada tanggal November 10, 2016\
Juanda. 2002. Teori Sastra. Tidak diterbitkan. Makassar: UNM.
Laelasari, dan Nurlailah. 2006. Kamus Istilah Sastra. Bandung: Nuansa Mulia.
Nensilianti. 2002. Himpunan Materi Perkuliahan Kritik Sastra. Tidak diterbitkan. Makassar: UNM.
Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Share this

0 Comment to "Penelitian sastra: Teori, Metode dan Pendekatan"

Post a Comment

Relates Posts