Friday, January 13, 2017

Tarikh Adab pada Masa Umayyah

A. Pendahuluan
Perkembangan pada masa umayyah tidak lepas dari peran beberapa kota tempat tumbuh dan berkembangnya sastra yang pertama kota Hijaz letaknya di wilayah sebelah barat laut Arab Saudi,kota utamanya adalah Jeddah. Kota hijaz adalah dataran tandus yang berfungsi seperti pembatas antara dataran tinggi Nazed dan pesisir yang rendah yaitu tihamah. kedua, kota Nazed adalah sebuah padang pasir, sebelah barat berbatasan dengan teluk arab dan sebelah timur berbatasa dengan lembah al-furat.

Kegiatan sastra di najed pada masa bani umayyah lebih sedikit dari pada masa jahiliyah , hal ini dikarenakan banyaknya penduduk setempat yang pindah dari timur kebarat, adapun puisi yang berkembang di daerah ini adalah puisi ghazal sedang penyair yang terkenal adalah Butsaniyah al-‘Udzry. Ketiga, Irak terletak di asia bagian barat daya. Sebelah utara perbatasan dengan turki, sebelah timur perbatasan dengan iran, sebelah barat perbatasan dengan syiria dan yordan, dan sebelah selatan berbatasan dengan Saudi Arabia Kuwait.di daerah ini puisi tidak berkembang dengan pesat dikarenakan banyaknya konflikdan pertikaian,adanya permusuhanan kaumyang dilancarkan oleh orang orang dari bani adnan dan bani qhatan,sehingga puisi yang berkembang di irak adalah puisi politik.
B. Pembahasan 
1. Berdirinya Bani Umayyah
Pendiri Bani Umayyah/Muawiyah adalah Muawiyah bin Abu Sufyan bin Harb bin Umayyah, yang lahir di kota Mekkah pada tahun kelima sebelum kerasulan Nabi Muhammad SAW. dan baru masuk Islam setelah Nabi Muhammad SAW menaklukkan kota Mekkah pada tahun 8H bersama saudaranya yang bernama Yazid dan ibunya, Hindun binti ‘Uthbah bin Rabi’ah bin Abd asy-Syams. Sesaat sesudah menyatakan keislamannya, Ia juga diangkat oleh Rasulullah sebagai salah seorang penulis wahyu. Dia banyak menerima riwayat hadits dari Abu Bakar Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan juga dari saudara perempuannya yang bernama Habibah bin Abu Sufyan, juga menurut Ibnu Hajar yang dikutip oleh Dr. Hasan Ibrahim Hasan (2001) bahwa Muawiyah bin Abu Sufyan juga meriwayatkan hadits dari para sahabat seperti Abdullah bin Abbas, Muawiyah bin Hudaij, Abdullah bin Az Zubair, Marwan bin Al-Hakam, dan Said bin Musayyab.

Pendahulu kakek dan keluarganya, Muawiyah bin Abu Sufyan adalah pembesar, pedagang, pejuang dan pimpinan angkatan perang pada masanya, tercatat bahwa Umayyah ayah dari kakeknya- adalah seorang dari tokoh yang memimpin suku Quraiys dan punya kedudukan tinggi sama dengan pamannya yang bernama Hasyim bin Abd al-Manaf, pada zaman jahiliyah. Kakeknya yang bernama Harb bin Umayyah adalah seorang panglima perang pasukan tentara Quraiys dalam perang Fijar. Ayahnya adalah seorang saudagar yang punya kafilah dagang dari Syam ke Mekkah.

Sehingga tidak mengherankan kalau Muawiyah bin Abu Sufyan dengan sekuat tenaga melindungi aset berharganya berupa kedudukan dan kemulian sebagai keluarga pemimpin Quraiys yang tidak rela melihat kekuasaan dan kemuliaan keluarganya disamaratakan oleh ajaran Islam, Dia tidak bisa menyaksikan bahwa ajaran nenek moyangnya yang selama ini diagungkan dan dipeliharanya, akan dihancurkan oleh ajaran Tauhid yang dibawa oleh Rasulullah saw. Sehingga demi melihat dan menghormati kedudukan Muawiyah bin Abu Sufyan dalam masyarakatnya walaupun Rasulullah melakukannya demi melihat sisi positip bahwa Muawiyah bin Abu Sufyanmasih mempunyai pengaruh dalam mewarnai dan mempengaruhi kaumnya atau orang-orang yang percaya kepadanya untuk masuk Islam-, maka pada saat terjadi penaklukkan kota Mekkah Rasulullah berinisiatif untuk mengumumkan tiga hal, “Barang siapa yang menyarungkan pedangnya, maka dia aman; barang siapa yang masuk ke Masjid al-Haram, maka dia aman; dan barang siapa yang masuk ke rumah Abu Sufyan, maka ia aman”. Karena penghormatan yang sedemikian besarlah, sehingga Muawiyah bin Abu Sufyan sendiri dan juga banyak dari keluarga dan pendukungnya masuk Islam dan kemudian menjadi pejuang dan pembela Islam yang gagah berani.

Sejak masa khalifah Abu Bakr ash-Shiddiq sampai pada masa ‘Umar bin al-Khattab, kakek, paman dan saudara Muawiyah bin Abu Sufyan telah menjadi bagian penting dari perkembangan Islam terutama dalam perlusan daerah Islam-, dengan dipercayakannya jabatan penting seperti panglima perang kepada keluarganya, dan hingga pada masa khalifah Utsman bin Affan, Muawiyah bin Abu Sufyan diangkat sebagai Gubernur Syam.

2. Perkembangan Puisi Pada Masa Bani Umayyah
Ada beberapa aspek yang menjadi petunjuk terhadap perkembangan kebudayaan literer secara umum pada periode ini, diantaranya pidato, korespondensi dan puisi. Ketiga aspek itu merupakan bagian dari jenis sastra yang berkembang saat itu, yang meliputi dua aspek utama, yaitu pidato dan syair. Perkembangan sastra arab pada masa umayyah tidak lepas dari peran beberapa kota tempat tumbuh dan berkembangnya sastra. Diantara kota-kota tersebut Hijaz, Najed dan Irak.

Dalam periode umayyah kegiatan penciptaan dan pembacaan puisi semakin meningkat. Ada dua factor yang menyebabkan perkembangan ini. Pertama, penyebaran islam awal telah menyebabkan kekuasaan islam meliputi penduduk-penduduk non-arab, banyak dari mereka yang telah masuk islam. Kedua, para khalifah Umayyah sendiri memang menggemari puisi, dan mereka member hadia-hadiah besar kepada para penyair yang menciptakan puisi-puisi pujian bagi mereka atau yang menghasilkan puisi yang indah.
Faktor pendorong berkembangnya sastra pada bani Umayyah yaitu:
  1. Munculnya partai politik, sehingga setiap golongan atau partai memiliki penyair yang mendukungdan membela partai politiknya.
  2.  Kembalinya rasa fanatisme kesukuan diantara kaum muslimin pada waktu itu.
  3. Munculnya persatuan dari sebagian penyair dan puisi sebagai sarana mencari penghidupan
  4. Persaingan antara penyair untuk menjadi penyair yang paling unggul dan berkualitas,sehingga akan mendapat hadiah dari khalifah.
  5. Kehidupan yang makmur menyebabkan para penyair merubah jenis puisinya pada puisi tentang cinta (Ghazal).
Tujuan dan Keistimewaan Puisi pada masa bani Umayyah
Pada awal islam tujuan puisi adalah untuk menyebarkan agama islam, memuji nabi dan para khulafaur al-rasyiddin, mencela musuh- musuh nabi dan hal-hal untuk membela islam. Tetapi setelah berdirinya kerajaan umayyah dengan menggunakan politik kekerasan dan tipu daya merupakan keharusan untuk membeli lisan para penyair. Pada masa ini muncul tujuan baru dari puisi-puisi yaitu:
  1. Puisi politik (Syiir al-Siyasi),Seiring dengan munculnya golongan atau partai politik, muncul pula para penyair yang mendukung golongan atau partai poliik tersebut sehingga melahirkan puisi bernuansa politik
  2. Puisi polemic (syiir Naqoid) Puisi ini menggabungkan antara kebanggaan dan pujian. Inti dari puisi ini yaitu mengajak umat manusia untuk kembali pada fanatisme kesukaan dan keluar dari ruh isalm,dimana islam melarang membanggakan keturunan,banyaknya musuh dan harta.
  3. Puisi cinta (Syiir Al-Ghazal) Puisi ini merupakan pengungkapan seseorang yang sedang jatuh cinta. Puisi cinta ini ada dua jenis, yaitu puisi kebebasan cinta dan puisi murni tanpa hasrat. Puisi kebebasan cinta ini tersebar di daerah perkotaan yang menceritakan tentang sifat-sifat tubuh dan petualangan cinta.
Puisi zaman umayyah menunjukan empat cirri penting, yaitu:
  1. Pengucapannya bersih, jernih dan tepat, karena dekat dengan zaman nabi. Hampir semua orang arab berbicara dengan gaya yang mendekati gaya pra-islam dan gaya al_Qur’an.
  2. Kalau para Khulafa al-rasyidin mengecam para penyair yang mengawali puisinya dengan pujian terhadap wanita-wanita kesayangan mereka, khalifah-khalifah umayyah tidak ketat dan mengizinkan hal itu.
  3. Kritik, satir dan sinisme boleh dikata tidak dikenal dalam puisi pra-islam, meskipun terdapat permusuhan dan persaingan antar suku. Dibawah khalifah umayyah, persaingan politis tidak hanya menggerakan penyair dari masing-masing pihak untuk berpopraganda tetapi juga membolehkan para penyair itu untuk menyerang pihak lawan.
  4. Mulai melonggarnya moralitas para penyair dan bertambah banyaknya penyair-penyair kristiani, telah menjadikan anggur sebagai salah satu garapan puisi yang popular
Sedang keistimewaan puisi pada masa ini dilihat dari makna, ide, imajinasi, lafadz dan struktur kasidahnya.

Penyair pada masa Bani Umayyah:
  1. Al-Akhtal, Dilahirkan di sebuah tempat bernama Hirah, sebuah tempat di utara siria, beliau terkenal dengan puisi pujiannya pada Bani Umayyah, yaitu memuliakan Bani Umayyah dengan sifat sifat yang menunjukan bahwa bani Umayyah adalah seorang pemimpin dan pengantur Negara.
  2. Al-farazdaq, Dilahirkan di yamamah (arab timur) tempat dekat basrah pada masa akhir pemerintahan umar ibn khattab. Puisinya dikenal kaya dengan ungkapan-ungkapan indah ,diksinya unik dan memiliki kedalaman makna serta cenderung mengikuti gaya puisi jahiliyah yang murni.
  3. Jarir, Dilahirkan di Yamamah, di tengah-tengah lingkungan para penyair pada massa pemerintahan Utsman ibn Affan. Puisinya ringan dengan diksi yang tersusun indah namun tetap enak didengar.
  4. Umar ibn abi robi’ah, dilahirkan di madinah pada malam wafatnya sayyidina umar ibn khattab ra. Umar telah berpuisi sejak kecil, dia sering menggambarkan keadaan perempuan, saling mengunjungi perempuan dan saling bergurau bersama mereka. Para penyair pada masanya menjauhi jenis puisi ini karena ingin mendekatkan diri pada Allah. Dan menjaga eksistensi sastra arab islam, akan tetapi Umar ibn abi rabi’ah tetap berjalan pada jenis puisi ini.
  5. Al-Kumait, dia dilahirkan tahun 60 H dan tumbuh berkembang di Kufah di antara kaumnya bani Asad, yaitu salah satu kabilah Arab fashih dari bani Mudhor. Al-Kumait termasuk dalam golongan penyair wilayah/daerah. Puisi-puisinya banyak menggambarkan tentang hajak pada musuh-musuh Ali dan pujian pada ahli bait.
  6. Ibnu ruqiyat, dia dilahirkan di makkah pada tahun 12 H (633 M) pada tahun 38 H dia pindah ke Iraq. Puisi-puisi ibnu ruqiat terkenal dengan puisi pujian yang indah, puisi satire yang pedas dan puisi cinta yang manis.
  7. Al-Nabighah al-syaibhani, terkenal sebagai penyair yang lihai dalam mendeskripsikan tentang kuda
Contoh Puisi
و كنت إذا لقيت عبيد تيم # و تيما قلت : أيهم العبيد ؟
لئيم العا لمين يسود تبما # وسيدهم وإن كرهوا مسود
Bila anda bertemu budak belian dan sahayanya, anda akan bertanya ; manakah yang budak belian? Orang yang memimpin para budak adalah yang paling hina di alam semesta, bagaimanapun juga, walaupun mereka membenci menyebutnya, mereka tetaplah budak (yang diperintah)

3. Perkembangan Prosa Pada Masa Bani Umayyah
Pada zaman ini prosa berkembang sangat pesat, terutama pidato. Pidato di depan public dalam berbagai bentuknya telah berkembang dan mencapai puncaknya selama dinasti umayyah
1) Macam-macam prosa pada masa umayah
a. Khutbah
Khutbah berkembang pada masa ini karena sebab-sebab sebagai berikut:
a). Banyaknya kelompok keagamaan dan partai-partai politik
b). Banyaknya pertentangan antar kaum
c). Perginya utusan-utusan dari golongan anshor dan kaum-kaum, khalifah dan penguasa.

§ Macam-macam khutbah:
a). Khutbah politik
b). Khutbah keagamaan
c). Khutbah kemasyarakatan

§ Keistimewaan khutbah :
a). Diawali hamdalah dan shalawat nabi
b). Bersandar pada makna-makna al-qur’an
c). Menggunakan pengutipan daroial-qur’an
d). Menggunakan sebagian kata-kata hikmah
e). Ringkasan dengan gaya bahasa langsung

§ Ahli pidato pada masa Umayyah adalah:
1. Ziyad ibn Abihi
2. Hajjaj Ibn Yusuf A-tsaqafi

b. Rasail
Surat-surat politik pada masa khulafa al-rasyidin sangat singkat dan padat, sehingga tidak kita jumpai catatn resmi kenegaraan yang lebih dari beberapa baris. Menurut ibnu khalkin, sekertaris khalifah Umayyah terakhir,adalah orang yang memperkenalkan gaya tulisan yang bersayap dan panjang, disertai pilihan ungkapan yang konvensional dan santun, tidak seperti gaya penulisan orang Persia. Gaya penulisan ini menjadi model bagi para penulis sesudahnya.

c. Kitabah
Kitabah berkembang pesat pada masa ini . ketika islam tersebar pada masa ini telah terjadi percampuran antara orang-orang arab dengan orang-orang asing yang menyebabkan lisan al Arab tidak lagi murni seperti masa-masa awal islam. Sehingga pada masa ini dibukukan kitab nahwu yang ditulis oleh Abu al-Aswad al-Duali.

2) Contoh prosa
Dijelaskan oleh Abdurrahman Al-Katib dalam sebuah surat kepada para penulis dimasanya, ia berkata dalam tulisannya :
فتنافسوا يا معشر الكتاب في صنوف الآداب, وتفقهوا في الدين, وابدءوا بعلم كتاب الله -عز وجل- والفراءض والعربية ؛ ثم أجدوا الخط ؛ فإنه حلية كتابتكم, فيصناعتكم, وتواصوا عليها بالذي هو أليق لأهل الفضل و العدل و النبل من سلفكم وارووا الأشعار , واعرفوا غريبها ومعانيها , وأيام العرب والعجم , وأحاديثها وسيرها, فإن ذلك معين لكم على ما تسموإليه هممكم, وتحابوا في الله – عز وجل- 
“Berlombalah kalian wahai para penulis dalam menghasilkan karya sastra, pelajarilah ilmu agama kalian, mulailah dengan ilmu Kitabullah beserta ilmu warisnya dan kaidah-kaidah bahasa arab, karena ia adalah pengasah lisan kalian, kemudian perindahlah tulisan tangan kalian karena ia adalah perhiasan bagi karya kalian, riwayatkanlah syair-syair dan serta pahamilah kata-kata asing dan maknanya, pelajarilah sejarah bangsa arab dan bangsa-bangsa selainnya, kesusastraan serta sejarah mereka, karena sesungguhnya itu akan membantu kalian dalam menggapai impian, saling berkasih sayanglah karena Allah dalam berkarya wahai para penulis, saling menasehatilah kalian dengan hal-hal yang telah dilakukan oleh para pemilik keutamaan, keadilan serta kemuliaan diantara pendahulu kalian
Kesimpulan
Memahami tentang sejarah sastra Arab amat sangatlah penting, karena sastra Arab sangat dibutuhkan oleh para pengkaji islam karena bersumber pokok ajaran islam Alquran; sebuah kitab suci yang mengandung makna sastra yang luar biasa.

Pada awal islam tujuan puisi adalah untuk menyebarkan agama islam, memuji nabi dam para khulafa ar-rosyidin, mencela musuh-musuh nabi dan hal-hal untuk membela islam. Tetapi setelah berdiri pemerintahan umayyah, dengan menggunakan politik kekerasan dan tipu daya, merupakan suatu keharusan untuk membeli lisan para penyair.Tema sastra pada masa umayyah adalah Puisi politik (syiir al-siyasi), puisi polemic (Syiir al-naqoid), puisi cinta (syiir al-ghazal)

Daftar Pustaka
https://www.google.com/#q=perkembangan+sastra+arab+pada+masa+bani+umayyah&start=0
http://wesero.blogspot.com/2013/01/sejarah-pendidikan-islam-pada-masa-bani.html
http://www.taufiqslow.com/2012/01/perkembangan-prosa-pada-masa-bani.html

Share this

0 Comment to "Tarikh Adab pada Masa Umayyah"

Post a Comment

Relates Posts